Sabtu, 22 Agustus 2009

CINTA ALTRUISTIK


Cinta adalah sebuah kata yang memiliki makna yang sangat luas. Bila kita menanyakan definisi tentang cinta kepada setiap orang, maka akan didapatkan beragam pengertian dan definisi tentang cinta.

Definisi yang paling umum dan popular di kalangan masyarakat, “cinta adalah keseimbangan dalam menerima (to take) dan memberi (to give)” . Definisi itu ingin menjelaskan bahwa didalam kamus cinta berlaku sebanyak apapun harapan yang kita terima dari yang dicintai tergantung sejauhmana kita memberi sesuatu kepadanya. Namun, pengertian cinta yang mendahulukan menerima (to take) dari pada memberi (to give) dalam kenyataannya seringkali tidak seimbang. Bahkan boleh jadi kita lebih banyak menerima ketimbang memberi. Sehingga di kalangan muda-mudi ada pemeo, “ada uang abang kusayang, tak ada uang abang kutendang”.

Jika kita mau mengintrospeksi diri, kita cenderung mencintai dengan cara yang kita anggap baik, bukan menyesuaikannya dengan kebutuhan dari yang kita cintai. Akhirnya kita menganggap telah melakukan banyak hal untuk yang kita cintai. Sementara kita merasakan bahwa pengorbanan kita tidak dihargai dan kita tidak mendapatkan yang diharapkan dari yang kita cintai. Hal ini sebenarnya dapat dihindari jika kita mencintai secara produktif dan altruistik, sebagaimana dikemukakan Erich Fromm, seorang filsuf dan psikolog asal Jerman, dalam bukunya The Art of Loving.

Menurut Erich Fromm, cinta mengandung unsur kepedulian (care), tanggung jawab (responsibility), respek (respect), dan pengenalan (knowledge). Dalam pandangan Fromm, cinta tidak pasif melainkan aktif bertindak. Sebuah contoh sederhana adalah kita tidak dapat mengatakan bahwa kita mencintai bunga jika kita tidak menyiramnya. Karena cinta yang peduli dan bertanggung jawab adalah cinta yang memberi tanpa berharap untuk mendapat balasan.

Erich Fromm menambahkan, cinta dasarnya adalah memberi. Memberi adalah ungkapan kemampuan atau potensi yang paling tinggi. Dengan melihat orang yang dicintai bahagia tumbuh dan berkembang secara fisik, psikis dan spiritual, maka kita pun akan bahagia. Bahagia semacam ini muncul karena kita merasa mampu dan berarti bagi orang lain. Menurut Fromm, cinta yang berprinsip take and give bukanlah cinta sejati, tetapi cinta dagang. Itulah sebabnya konsep cinta yang ditawarkan Fromm disebut sebagai cinta yang altruistik.

Cinta Altruistik ditandai dengan adanya perhatian, keinginan untuk selalu memberikan sesuatu, dan selalu siap menerima dan memaafkan kesalahan atau kekurangan yang dicintainya. Cinta diartikan sebagai suatu tugas yang harus dilakukan tanpa pamrih. Bentuk cinta ini diungkapkan melalui pengorbanan diri, kesabaran dan rasa percaya terhadap orang yang dicintai.

Cinta seorang ibu kepada anaknya adalah contoh dari cinta altruistik. Betapapun besarnya pengorbanan, demi kecintaan pada buah hatinya, ia akan senatiasa melakukannya. Tentu saja kecintaan itu tidak memiliki pamrih sekecil apapun.

Begitu juga cinta seorang guru terhadap tugasnya dan cinta terhadap muridnya. Dengan kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah pekerjaan mulia dalam rangka mempersiapkan generasi mendatang yang lebih baik, maka pengorbanan bagi seorang guru adalah keniscayaan. Walaupun, seringkali pengorbanan yang dilakukannya itu tidak sebanding dengan apa yang ia terima.

John F. Kennedy, salah seorang presiden Amerika dalam salah satu pidatonya mengatakan. “Janganlah anda bertanya tentang apa yang bisa diberikan Amerika kepada anda, tetapi tanyalah tentang apa yang bisa anda berikan kepada Amerika”. Pidato itu ingin menyindir rakyat Amerika, terutama kaum mudanya, yang sudah mengalami kemerosotan dalam semangat cinta tanah airnya. Banyak kaum muda yang menolak mobilisasi, berdemonstrasi menentang kenaikan bahan makanan pokok, menolak kenaikan pajak dan lain-lain. Ucapan Kennedy ini menjadi masyhur untuk digunakan menyemangati bangsa agar mau berkorban demi kecintaan pada tanah air.

Cinta altruistik memang cinta yang unik. Cinta yang didasari oleh ketulusan. Cinta yang mendatangkan energi kuat untuk melakukan pengorbanan apa saja. Seringkali kita berbuat kebaikan kepada orang lain, tetapi balasannya tidak sebanyak kebaikan yang kita lakukan. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah luput untuk memberi ganjaran kepada umatnya yang senantiasa berbuat kebaikan. Meminjam kata-kata seorang bijak, “Give to the world the best you have, and the best will comeback to you”. Berikan yang terbaik yang engkau miliki, niscaya yang terbaik pula yang akan engkau terima.

Usep Supriatna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar